Pengertian Novel Menurut Para Ahli

**Halo selamat datang di Cantas.ca.**

Berkenalan dengan dunia sastra tidak lepas dari mengenal lebih jauh tentang novel. Sebagai salah satu genre sastra yang paling populer, novel memiliki ciri khas dan keunikan yang membuatnya berbeda dari karya sastra lainnya. Untuk memahami esensi dari sebuah novel, mari kita telusuri pengertian novel menurut pandangan para ahli sastra.

Pendahuluan

Novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti berita atau kisah baru. Istilah ini pertama kali muncul pada abad ke-14 untuk merujuk pada sebuah karya fiksi prosa yang bercerita tentang petualangan atau kisah cinta. Seiring perkembangan zaman, pengertian novel terus berkembang dan mengalami perluasan makna.

Para ahli sastra telah mengemukakan berbagai definisi mengenai novel. Pengertian-pengertian tersebut berbeda-beda sudut pandang dan penekanannya, namun secara umum memiliki benang merah yang sama.

Dalam artikel ini, kita akan mengupas tuntas pengertian novel menurut para ahli. Kita akan menelaah unsur-unsur penting yang menjadi ciri khas sebuah novel, serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing definisi. Untuk mempermudah pemahaman, kami juga akan menyajikan tabel yang merangkum informasi penting tentang pengertian novel menurut para ahli.

Melalui pemahaman yang komprehensif tentang pengertian novel, kita dapat mengapresiasi karya sastra ini secara lebih mendalam. Kita dapat memahami seluk-beluk novel, melihat keindahannya, dan menikmati perjalanan imajinatif yang ditawarkan olehnya.

Jadi, mari kita selami dunia novel dan jelajahi pengertiannya menurut para ahli sastra.

Menurut E.M. Forster

Dalam karyanya yang berjudul Aspects of the Novel, E.M. Forster mendefinisikan novel sebagai “sebuah karya fiksi yang berbentuk prosa, memiliki panjang tertentu, dan menceritakan sebuah kisah yang kompleks.”

Forster menekankan pada aspek fiksi dan prosa sebagai karakteristik utama novel. Ia juga menyebutkan panjang yang cukup sebagai syarat sebuah tulisan disebut sebagai novel. Selain itu, ia menyoroti kompleksitas kisah yang menjadi inti dari sebuah novel.

Menurut Forster, kompleksitas kisah dalam novel dapat dilihat dari adanya konflik, tokoh yang beragam, dan alur cerita yang berliku. Ia berpendapat bahwa novel yang baik mampu mengeksplorasi tema-tema mendalam dan memberikan wawasan tentang kondisi manusia.

Menurut James Wood

James Wood, kritikus sastra yang terkenal, mendefinisikan novel sebagai “sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang minimal 50.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang utuh.”

Wood menekankan pada aspek panjang sebagai kriteria utama untuk membedakan novel dari bentuk sastra lainnya. Ia berpendapat bahwa panjang yang cukup memungkinkan pengarang untuk mengembangkan karakter, alur cerita, dan tema novel secara lebih mendalam.

Selain itu, Wood juga menyebutkan bahwa novel yang baik harus menceritakan sebuah kisah yang utuh. Ia berpendapat bahwa kisah tersebut harus memiliki awal, tengah, dan akhir yang jelas, serta mampu menarik pembaca dari awal hingga akhir.

Menurut Ian Watt

Ian Watt, sejarawan sastra, mendefinisikan novel sebagai “sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang minimal 200 halaman, menceritakan sebuah kisah yang realistis, dan mengeksplorasi pengalaman individu dalam masyarakat.”

Watt menekankan pada aspek realisme dan pengalaman individu sebagai ciri khas utama novel. Ia berpendapat bahwa novel yang baik mampu menggambarkan kehidupan nyata secara akurat dan mengeksplorasi pengalaman manusia secara mendalam.

Menurut Watt, novel yang baik harus mampu menciptakan karakter yang hidup dan meyakinkan, serta menggambarkan setting yang detail dan autentik. Ia juga berpendapat bahwa novel yang baik harus mampu memberikan komentar sosial dan mengeksplorasi isu-isu penting yang dihadapi masyarakat.

Menurut M.H. Abrams

M.H. Abrams, ahli teori sastra yang terkemuka, mendefinisikan novel sebagai “sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 100.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang kompleks dan utuh.”

Abrams menekankan pada aspek panjang dan kompleksitas sebagai ciri utama novel. Ia berpendapat bahwa panjang yang cukup memungkinkan pengarang untuk membangun dunia, karakter, dan alur cerita yang kompleks.

Selain itu, Abrams juga menyebutkan bahwa kompleksitas kisah menjadi sangat penting dalam sebuah novel. Ia berpendapat bahwa novel yang baik harus memiliki konflik yang menarik, tokoh yang berkembang, dan peristiwa yang tak terduga.

Menurut Northrop Frye

Northrop Frye, kritikus sastra yang berpengaruh, mendefinisikan novel sebagai “sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 120.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang realistis dengan konflik dan resolusi yang jelas.”

Frye menekankan pada aspek realisme dan konflik sebagai ciri khas utama novel. Ia berpendapat bahwa novel yang baik mampu menggambarkan pengalaman hidup manusia secara akurat dan mengeksplorasi konflik-konflik yang dihadapi manusia dalam masyarakat.

Menurut Frye, konflik menjadi sangat penting dalam sebuah novel. Ia berpendapat bahwa konflik yang menarik dapat mendorong alur cerita dan membuat pembaca tetap terlibat dari awal hingga akhir.

Menurut Robert Scholes dan Robert Kellog

Robert Scholes dan Robert Kellog, pakar teori sastra, mendefinisikan novel sebagai “sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 50.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang utuh dan kompleks dengan karakter, setting, dan peristiwa yang saling terkait.”

Scholes dan Kellog menekankan pada aspek kompleksitas, keterkaitan, dan kesatuan sebagai ciri utama novel. Mereka berpendapat bahwa novel yang baik harus mampu membangun dunia yang utuh dan kompleks, serta mampu menghubungkan karakter, setting, dan peristiwa secara harmonis.

Menurut Scholes dan Kellog, novel yang baik harus mampu menciptakan rasa kesatuan dan keterkaitan antar semua elemennya. Mereka berpendapat bahwa novel yang baik harus mampu memberikan pengalaman membaca yang memuaskan dan tidak membingungkan pembaca.

Menurut Margaret Drabble

Margaret Drabble, novelis dan kritikus sastra, mendefinisikan novel sebagai “sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 40.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang realistis dengan tokoh-tokoh yang kompleks dan peristiwa yang saling terkait.”

Drabble menekankan pada aspek realisme, kompleksitas tokoh, dan keterkaitan peristiwa sebagai ciri utama novel. Ia berpendapat bahwa novel yang baik mampu menggambarkan pengalaman hidup manusia secara akurat dan mengeksplorasi psikologi tokoh-tokohnya secara mendalam.

Menurut Drabble, novel yang baik harus mampu menciptakan karakter yang hidup dan meyakinkan, serta mampu membangun peristiwa yang menarik dan saling terkait. Ia berpendapat bahwa novel yang baik harus mampu memberikan wawasan tentang kondisi manusia dan menawarkan pengalaman membaca yang bermakna.

Tabel Pengertian Novel Menurut Para Ahli

Ahli Definisi
E.M. Forster Sebuah karya fiksi yang berbentuk prosa, memiliki panjang tertentu, dan menceritakan sebuah kisah yang kompleks.
James Wood Sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang minimal 50.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang utuh.
Ian Watt Sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang minimal 200 halaman, menceritakan sebuah kisah yang realistis, dan mengeksplorasi pengalaman individu dalam masyarakat.
M.H. Abrams Sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 100.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang kompleks dan utuh.
Northrop Frye Sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 120.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang realistis dengan konflik dan resolusi yang jelas.
Robert Scholes dan Robert Kellog Sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 50.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang utuh dan kompleks dengan karakter, setting, dan peristiwa yang saling terkait.
Margaret Drabble Sebuah karya fiksi prosa yang memiliki panjang lebih dari 40.000 kata dan menceritakan sebuah kisah yang realistis dengan tokoh-tokoh yang kompleks dan peristiwa yang saling terkait.

Kelebihan dan Kekurangan Pengertian Novel Menurut Para Ahli

Kelebihan

Pengertian novel menurut para ahli memberikan pemahaman yang komprehensif tentang esensi novel. Definisi-definisi tersebut mengidentifikasi unsur-unsur penting yang membedakan novel dari genre sastra lainnya.

Para ahli sastra telah meneliti dan menganalisis novel selama berabad-abad,